MATERI PENGOLAHAN TERMAL
MATA KULIAH TEKNOLOGI PENANGANAN DAN PENGOLAHAN
BAHAN HASIL PERTANIAN
Oleh :
Nama : Mayang Putri
Rinda Pratiwi
NIM :
165040101111052
Kelas : E
Dosen : Indria P,
STP, MSi
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1.
PRINSIP
PENGERINGAN
Prinsip pengeringan bahan pangan adalah mengurangi
kadar air bahan sehingga tidak memungkinkan lagi mikroba untuk melakukan
aktivitasnya.
Pengeringan adalah suatu cara atau proses untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi panas
hingga mencapai kadar air yang di kehendaki. Biasanya kandungan air bahan
pangan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya
(Widodo, 2000).
Kadar air suatu bahan pangan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroba didalamnya. Salah satu cara untuk mencegah pertumbuhan
mikroba adalah dengan menggangu lingkungan hidup mikroba itu sendiri, salah
satunya dengan menurunkan kadar air subrat (aw). Kadar air substrat
bahan mempunyai peranan penting dalam menghambat atau mencegah pertumbuhan
mikroba, karena mikroba memerlukan air untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.
Kondisi pertumbuhan air yang baik pada mikroba umumnya mengandung sekitar 80%
air. Sehingga untuk mencegah atau manghambat pertumbuhan mikroba dapat
dilakukan dengan mengurangi kadar air bahan yaitu dengan cara pengeringan (Tambunan
dkk, 2000).
2.
TUJUAN
PENGERINGAN
Menurut Widodo (2000) ada 2 (dua) tujuan utama
pengeringan bahan pangan, yaitu meningkatkan umur simpan dan mengurangi
berat atau volume bahan. Namun selain kedua tujuan utama tersebut ada 4 (empat)
tujuan lain yang bisa dicapai dengan mengeringkan bahan pangan, yaitu sebagai
berikut.
1.
Mengurangi
risiko kerusakan karena aktivitas mikroba. Mikroba memerlukan air untuk
pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dapat
dihambat atau dimatikan.
2.
Menghemat ruang
penyimpanan atau pengangkutan.
3.
Mendapatkan
produk yang sesuai dengan penggunaannya.
4.
Mempertahankan
nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan pangan, misalnya mineral,
vitamin, dsb.
3.
PENGERINGAN
PRODUK SUSU (SUSU BUBUK)
Pembuatan susu bubuk merupakan salah satu upaya
untuk mengawetkan susu sehingga dapat tahan lebih lama. Susu bubuk adalah
produk susu yang diperoleh dengan cara mengurangi sebagian besar air melalui
proses pengeringan susu segar dan atau susu rekombinasi yang telah
dipasteurisasi, dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan dan dapat
langsung dibedakan dari bentuk dan penampilannya. Susu bubuk adalah jenis susu yang
biasanya dikemas dengan kaleng atau kardus yang didalamnya ada kemasan
alumunium foilnya (Soeparno, 1992).
Berdasarkan Deputi MENLH (2006) menyebutkan bahwa
pembuatan susu bubuk merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan susu sehingga
dapat tahan lebih lama. Susu bubuk adalah produk susu yang diperoleh dengan
cara mengurangi sebagian besar air melalui proses pengeringan susu segar dan
atau susu rekombinasi yang telah dipasteurisasi dengan atau tanpa penambahan
vitamin, mineral, dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Dapat langsung dibedakan dari bentuk
dan penampilannya. Produk susu bubuk merupakan hasil proses penguapan dan
pengeringan dengan cara penyemprotan dalam tekanan tinggi.
Menurut
Susilorini dan Sawitri (2007), kadar air susu bubuk sekitar 5%. Proses
pembuatannya melalui tahap pemanasan dan pengeringan. Pemanasan bertujuan untuk menguapkan
air sehingga tinggal sekitar 45%-50%. Pemanasan menggunakan temperatur antara
65-1700C tergantung jenis susu bubuk yang akan dibuat.
Menurut Moelyanto (2002), klasifikasikan
susu bubuk ada beberapa jenis seperti berikut:
·
Susu
bubuk full cream, susu bubuk dengan kandungan lemak sampai 100%
·
Susu
bubuk half cream, susu bubuk kandungan lemaknya hanya 50%
·
Susu
skim, susu bubuk yang kandungan lemaknya hanya sekitar 10%
·
Whey
powder,
merupakan bahan sisa dari proses pembuatan susu bubuk
4.
METODE
PENGERINGAN PADA SUSU BUBUK
Proses pengeringan pada susu dapat dilakukan dengan
berbagai metode seperti spray drying dan drum drying (suhu tinggi) maupun freeze drying
(suhu rendah).
·
Spray drying
Spray drying atau
pengeringan semprot merupakan salah satu bentuk pengeringan yang sudah banyak
diaplikasikan di industri pengolahan susu (Widodo, 2003). Menurut Hadiwiyoto
(1983), prinsip pengeringannya adalah menyemprotkan susu ke dalam ruangan yang
panas melalui alat penyemprot yang disebut “nozzle”. Apabila susu telah sedikit
kental kemudian disemprotkan dan akan membentuk kabut serta kering oleh udara
panas dalam ruangan tersebut. Pengeringan dengan menggunakan metode spray
drying biasanya menggunakan udara pengering atau panas yang akan mengalami
kontak dengan bahan pangan yang dimasukkan ke dalam spray dryer dan
biasanya kandungan air yang dihasilkan antara 2%-3%.
Menurut
Widodo (2003), pengeringan dengan menggunakan metode spray drying akan
memberikan pengaruh terhadap total bahan padat yang dihasilkan dari susu bubuk.
Suhu pengeringan yang tinggi akan menghasilkan susu bubuk dengan kadar air
rendah dan total bahan padat yang tinggi. Keuntungan dari susu bubuk dengan
metode spray drying adalah lebih mudah dicerna dan lebih aman karena
tidak menyebabkan alergi.
·
Drum drying
Pengeringan
dengan metode ini, biasanya bahan pangan yang akan dikeringkan berada di bagian
permukaan drum pengering dan di dalam drum terdapat media pemanas (Widodo,
2003).
Drum
drying ini berbentuk silinder yang ujung-ujungnya tertutup. Pengeringan
ini menggunakan suhu 90-1500C, waktu yang diperlukan sangat pendek
yaitu 6-30 detik. Kemudian susu
dituangkan dalam dua silinder yang saling memutar. Susu akan menjadi kering dan
menempel pada permukaan silinder. Susu kering akan terbentuk pada dinding drum dan
disisir oleh pisau sehingga bubuk terkelupas dari dinding drum (Hadiwiyoto,
1983).
Pembuatan
susu bubuk menggunakan metode drum drying ini merupakan metode yang paling
hemat energi dan waktu tetapi nilai nutrisi susu akan turun. Nilai nutrisi susu
turun karena proses karamelisasi akibat penggunaan panas yang sangat tinggi.
·
Freeze drying
Freeze drying
adalah suatu alat pengering dengan bahan yang dikeringkan dalam keadaan telah
dibekukan. Prinsip freeze drying menurut Widodo (2003) adalah
penguapan yang dilakukan dengan kondisi vakum yaitu uap air disublimasikan
keluar dari bahan pangan beku dan struktur bahan pangan tetap dipertahankan
dengan baik dengan metode ini.
5. PERUBAHAN
MUTU PRODUK SUSU BUBUK AKIBAT PROSES PENGERINGAN
a)
Susu bubuk digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan sifat
fungsionalnya seperti penerimaan sensori dan tekstur. Susu bubuk sering diaplikasikan
sebagai bahan baku maupun bahan tambahan pada industri pangan. Hal ini dikarenakan
komponen dalam susu bubuk dapat mudah berinteraksi dengan komponen lain ketika
diformulasikan dan diproses menjadi suatu produk pangan (Widodo, 2003).
b)
Pengeringan susu dengan pengering semprot akan menghasilkan
susu bubuk dengan kelarutan, flavor dan warna yang baik (Soeparno, 1992).
c)
Pada pengeringan drum, susu evaporasi dikontakkan langsung dengan
permukaan drum yang panas hingga menjadi kering. Proses ini akan menghasilkan
mutu yang kurang baik karena akan memicu karamelisasi laktosa, reaksi Maillard,
dengan denaturasi protein pada susu bubuk yang dihasilkan (Soeparno, 1992).
.
DAFTAR PUSTAKA
Soeparno. 1992.
Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Yogyakarta:
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada
Tambunan,
Armansyah. H, dan Lamhot P. Manulu. 2000. Mekanisme
Pengerigan Beku Produk Pertanian. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, hal. 66-74 Humas-BPPT/ANY
Widodo. 2003.
Teknologi Proses Susu Bubuk Cetakan 1.
Yogyakarta: Lacticia Press
Deputi
MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006. Panduan
Inspeksi Penaatan Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Susu.
Jakarta: Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Agroindustri
Susilorini,
T.E. dan M.E. Sawitri. 2007. Produk Olahan Susu. Yogyakarta: Penebar Swadaya
Moelyanto RD, Wiryanta BTW. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Hadiwiyoto,
S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian
Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Yogyakarta: Liberty
Priyanto,
G. 1987. Teknik Pengawetan Pangan. Yogyakarta:
Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
BalasHapus